Israel Vs Hamas
Rezim Zionis Israel mengancam akan mencaplok atau menganeksasi sebagian
wilayah Jalur Gaza setelah frustrasi pada Hamas yang tak kunjung
membebaskan para sandera yang tersisa.
Ancaman itu dilontarkan Menteri Pertahanan Zionis, Israel Katz. Ancaman
disampaikan saat militer Zionis meningkatkan serangan baru yang dimulai
sejak Selasa lalu, menghancurkan ketenangan di wilayah yang dilanda perang
tersebut sejak gencatan senjata dimulai 19 Januari.
Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan serangan Israel menewaskan 11
orang pada hari Jumat—tiga orang dalam serangan sebelum fajar dan delapan
orang lainnya pada siang hari.
Pada hari Kamis, dilaporkan jumlah korban tewas sebanyak 504 orang sejak
pengeboman brutal dilanjutkan militer Zionis, salah satu yang tertinggi
sejak perang dimulai lebih dari 17 bulan lalu.
"Saya memerintahkan (tentara Israel) untuk merebut lebih banyak wilayah
di Gaza. Semakin Hamas menolak membebaskan para sandera, semakin banyak
wilayah yang akan hilang, yang akan dianeksasi oleh Israel," kata Katz
dalam sebuah pernyataan, yang dilansir AFP, Sabtu (22/3/2025).
Jika Hamas tidak mematuhinya, Katz juga mengancam akan memperluas zona
penyangga di sekitar Gaza. “Untuk melindungi wilayah penduduk sipil dan
tentara Israel dengan menerapkan pendudukan permanen Israel di wilayah
tersebut,” paparnya.
Militer Zionis telah mendesak penduduk wilayah Al-Salatin, Al-Karama dan
Al-Awda di Gaza selatan untuk mengungsi dari rumah mereka pada hari Jumat
menjelang ancaman serangan.
"Demi keselamatan Anda, segera menuju ke selatan menuju tempat
perlindungan yang diketahui," kata juru bicara militer Israel Avichay
Adraee dalam sebuah posting di X.
Titik-titik Tekanan
Turki mengutuk apa yang disebutnya sebagai serangan "sengaja" oleh Israel
terhadap rumah sakit yang dibangun Turki di Gaza. "Kami mengutuk keras
penghancuran Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina oleh Israel," kata
Kementerian Luar Negeri Turki.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan kekhawatiran atas serangan baru
Israel dalam panggilan telepon pada hari Jumat dengan penguasa Qatar,
salah satu mediator gencatan senjata bulan Januari.
Presiden Israel Isaac Herzog menyampaikan kekhawatirannya tentang
tindakan pemerintah dalam sebuah pernyataan video pada hari Kamis, dengan
mengatakan: "Tidak terpikirkan untuk melanjutkan pertempuran sementara
masih menjalankan misi suci untuk membawa pulang para sandera kami.”
Ribuan pengunjuk rasa telah berunjuk rasa di Yerusalem dalam beberapa
hari terakhir, menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu melanjutkan
operasi militer tanpa memperhatikan keselamatan para sandera.
Dari 251 sandera yang disita selama serangan Hamas pada 7 Oktober 2023,
58 masih ditahan oleh militan Gaza, termasuk 34 yang menurut militer
Israel telah tewas.
Militer Israel mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka telah menutup rute
utama utara-selatan wilayah Gaza saat memperluas operasi darat yang
dilanjutkan pada hari Rabu.
Roket Gaza Serang Israel
"Kami akan mengintensifkan pertempuran dengan penembakan udara, laut, dan
darat serta dengan memperluas operasi darat hingga sandera dibebaskan dan
Hamas dikalahkan, dengan menggunakan semua titik tekanan militer dan
sipil," kata Katz.
Dia mengatakan hal ini termasuk menerapkan usulan Trump bagi Amerika
Serikat untuk membangun kembali Gaza sebagai resor Mediterania setelah
relokasi penduduk Palestina ke negara-negara Arab lainnya.
Ketika ditanya apakah Trump berusaha mengembalikan gencatan senjata Gaza
pada jalurnya pada hari Kamis, Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline
Leavitt mengatakan kepada wartawan bahwa presiden "sepenuhnya mendukung"
operasi Israel yang diperbarui di Gaza.
Israel menolak negosiasi untuk tahap kedua gencatan senjata yang
dijanjikan, sebaliknya menyerukan pengembalian semua sandera yang tersisa
di bawah tahap pertama yang diperpanjang.
copas dari https://international.sindonews.com/read/1546165/43/israel-ancam-caplok-gaza-frustrasi-karena-hamas-tak-bebaskan-sandera-yang-tersisa-1742598196?showpage=all
No comments:
Post a Comment