-->
Kamis 17 Apr 2025

Notification

×
Kamis, 17 Apr 2025

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Israel-Hamas Saling Tuduh Langgar Gencatan Senjata, Para Sandera dan Tahanan Terancam Batal Pulang

Sunday, January 26, 2025 | January 26, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-01-26T10:44:30Z

Israel-Hamas Saling Tuduh

 

Israel dan Hamas saling menuduh gagal menepati perjanjian gencatan senjata yang dimulai pada Minggu (19/1/2025).

Diberitakan dari BBC, perselisihan itu terjadi pada Sabtu (25/1/2025), ketika ribuan warga Palestina dicegah di Koridor Netzarim saat hendak kembali ke rumah mereka di Jalur Gaza utara.

Pemerintah Israel memblokir jalan utama dan menuduh Hamas melanggar ketentuan kesepakatan gencatan senjata.

Sebelumnya, Hamas telah membebaskan empat tentara perempuan Israel, sedangkan Israel membebaskan 200 tahanan Palestina. Namun, Pemerintah Israel melarang warga Palestina untuk kembali ke rumah mereka sampai Hamas membebaskan warga sipil Israel, Arbel Yehud.

Arbel Yehud adalah warga sipil Israel yang berusia 29 tahun. Dia seharusnya dibebaskan pada Sabtu (25/1/2025). Namun, namanya tidak termasuk di antara empat tentara perempuan yang dibebaskan Hamas.

Menurut catatan CNN, Yehud tidak ditahan oleh Hamas. Seorang sumber senior dalam gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ), kelompok lain di Jalur Gaza mengatakan, mereka telah menahan Yehud hingga Israel menyepakati ketentuan pertukaran sandera-tahanan.

Selain itu, Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga mengatakan, Hamas belum memberikan daftar rincian semua status sandera.

“Selama pelaksanaan pertukaran tahap kedua kemarin, Hamas melakukan dua pelanggaran. Arbel Yehud, seorang sandera sipil yang dijadwalkan untuk dibebaskan pada hari Sabtu, belum dibebaskan, dan daftar terperinci dari semua status sandera belum diberikan,” bunyi pernyataan Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dikutip dari AFP.

Situasi saat Israel larang warga Palestina pulang, ada tembakan

Malam hari saat warga Palestina dilarang melewati Koridor Netzarim oleh tentara Israel, terdengar suara tembakan keras.

Saat itu, massa sedang berkumpul di sepanjang jalan al-Rashid di Gaza tengah untuk pulang ke rumah mereka. Namun, gelegar tembakan tiba-tiba terdengar.

Menurut kantor berita Reuters, mengutip Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas dan media Palestina, melaporkan tembakan itu menyebabkan satu orang tewas dan beberapa lainnya terluka

Empat tembakan juga terdengar seperti dalam sebuah video yang beredar di internet. BBC Verify telah mengonfirmasi lokasi rekaman tersebut, tetapi belum memverifikasi laporan korban secara independen.

Salah satu sandera yang batal pulang adalah Muhammad Emad Al-Din. Dia bersama dengan ribuan tahanan lain tengah menunggu untuk pulang ke Gaza utara.

"Saya tahu rumah saya mungkin hancur, tetapi saya akan mendirikan tenda di atas reruntuhannya. Saya hanya ingin kembali," kata dia.

Al-Din berkata, dirinya ingin kembali bekerja sebagai seorang tukang cukur di Gaza.

"Saya telah berusaha mencari cara untuk memperbaiki kerusakan di salon saya dan memulai kembali usaha saya. Saya telah berutang kepada begitu banyak orang, dan saya tidak mampu membeli barang-barang sederhana untuk anak-anak saya," tambahnya.

Oleh karena itu, Al-Din sangat berharap perselisihan antara Israel dan Hamas lekas berakhir agar dirinya dapat segera pulang ke rumahnya.

Al-Din mengaku sangat rindu dengan keluarganya setelah lebih dari 15 bulan tak kembali.

Sementara itu, keluarga sandera Sultan rela tinggal di dekat pos pemeriksaan Israel untuk menunggu suami itu pulang.

Isterinya, Lubna Nassar bersama dengan kedua putri dan seorang putranya mengaku sudah berbulan-bulan menunggu ayahnya pulang.

Mereka datang ke kawasan pos pemeriksaan Israel menggunakan kereta keledai dan berharap segera bertemu setelah 11 bulan terpisah.

"Saya akan tinggal di sini, sedekat mungkin dengan pos pemeriksaan Israel. Selama berbulan-bulan, putri-putri saya telah menunggu saat untuk bertemu ayah mereka. Saya ingin menjadi salah satu orang pertama yang kembali ke Gaza," kata Nassar.

IDF sebut tembakan untuk menjaga jarak

Masih dari sumber yang sama, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan, pihaknya melepas peluru setelah beberapa pertemuan puluhan tersangka teridentifikasi mengancam pasukannya.

IDF juga membantah laporan yang beredar. Tentara Israel itu menegaskan, semua penembakan di area tersebut dilakukan dengan tujuan menjaga jarak dan tidak bertujuan untuk melukai.

"Kami tegaskan bahwa hingga saat ini, tidak ada korban luka yang diketahui terjadi akibat penembakan tersebut," ucap IDF.

Sementara itu, mantan negosiator sandera Israel yang biasa berbicara dengan Hamas, Gershon Baskin mengatakan, saling tuduh antara kedua pihak yang berkonflik itu berpotensi menjadi masalah yang sensitif.

Baskin menjelaskan, Hamas tidak akan memberikan apa pun secara cuma-cuma mengacu penahanan Yehud.

Dia menambahkan, ancaman Israel untuk tidak mengizinkan para sandera pulang ke Gaza utara tidak cukup meyakinkan Hamas agar membebaskan sandera.

Mantan negosiator itu memperingatkan Israel dan mengatakan bahwa dengan tidak mengizinkan warga Palestina kembali ke Gaza utara justru dapat menyebabkan terhentinya pembebasan para sandera.

Oleh karena itu, dia menyarankan Israel untuk mencoba menjaga kesepakatan agar tetap berjalan.

“Lebih baik bagi Israel untuk lebih sedikit bicara dan membiarkan para mediator bertindak lebih banyak,” ucap Baskin.

copas dari https://www.kompas.com/tren/read/2025/01/26/163000565/israel-hamas-saling-tuduh-langgar-gencatan-senjata-para-sandera-dan-tahanan?page=all#page2

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update